Saturday, January 11, 2014

... Hanya seorang yang kuat dan berani sanggup menentang keinginan nafsunya untuk ke syurga ....

( حديث أنس رضي الله عنه الثابت في صحيح مسلم ) أن النبي  صلى الله عليه وسلم  قال : « حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ ».


Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Syurga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”

(HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah mengulas hadis ini :

“Para ulama mengatakan,’Hadis ini mengandung kalimat-kalimat yang indah dengan cakupan makna yang luas serta kefasihan bahasa yang ada pada diri Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Sehingga baginda membuat perumpamaan yang sangat baik dan tepat. Hadis ini menjelaskan kepada kita bahawa seseorang itu tidak akan masuk syurga sehingga mengamalkan perkara-perkara yang dibenci jiwa, begitupula sebaliknya seseorang itu tidak akan masuk neraka sehingga ia mengamalkan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwat. Demikian itu disebabkan ada tabir yang menghiasi syurga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci ataupun yang disukai jiwa. Barangsiapa yang dapat membuka tabir maka ia akan sampai ke dalamnya. Tabir syurga itu dibuka dengan amalan-amalan yang dibenci jiwa dan tabir neraka itu dibuka dengan amalan-amalan yang disenangi syahwat. Di antara amalan-amalan yang dibenci jiwa seperti bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Ta’ala serta menekuninya, bersabar ketika berat menjalankannya, menahan kemarahan, memaafkan orang lain, berlaku lemah lembut, bersedekah, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat salah, bersabar untuk tidak menurut hawa nafsu dan yang lainnya. Sementara perkara yang menghiasi neraka adalah perkara-perkara yang disukai syahwat yang jelas keharamannya seperti minum arak, berzina, memandang wanita yang bukan mahramnya (tanpa hajat), mengumpat, bermain musik ( yang melalaikan ) dan yang lainnya. Adapun syahwat  yang mubah maka tidak termasuk dalam hal ini. Namun makruh hukumnya bila berlebih-lebihan karena dikhawatirkan akan menjerumuskan pada perkara-perkara haram, setidak-tidaknya hatinya menjadi kering atau melalaikan hati untuk melakukan ketaatan bahkan jadi hati menjadi condong kepada keindahan dunia.”(Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, Asy-Syamilah).

Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari berkata,

“Yang dimaksud dengan al-makarih المكاره (perkara-perkara yang dibenci jiwa) adalah perkara-perkara yang dibebankan kepada seorang hamba baik berupa perintah ataupun larangan dimana ia dituntut bersungguh-sungguh mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tersebut. Seperti bersungguh sungguh mengerjakan ibadah serta berusaha menjaganya dan menjauhi perbuatan dan perkataan yang dilarang Allah Ta’ala. Penggunaan kata al-makarih disini disebabkan karena kesulitan dan kesukaran yang ditemui seorang hamba dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Adapun yang dimaksud syahwat disini adalah perkara-perkara yang dilakukan untuk menikmati lezatnya dunia sementara syariat melarangnya. Baik disebabkan perbuatan tersebut haram dikerjakan maupun perbuatan yang membuat pelakunya meninggalkan hal yang diperintahkan. Seolah-olahnya Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengatakan seseorang tidak akan sampai ke syurga kecuali setelah melakukan amalan yang dirasa begitu sulit dan berat. Dan sebaliknya seseorang tidak akan sampai ke neraka kecuali setelah menuruti keinginan nafsunya. Syurga dan neraka dihijab oleh dua perkara tersebut, barangsiapa membukanya maka ia sampai ke dalamnya. Meskipun dalam hadis tersebut menggunakan kalimat khabar (berita) akan tetapi maksudnya adalah larangan.”(Fathul Baari 18/317, Asy-Syamilah)

Jalan pengukuhan DIRI ...ruh, aqal, hati dan nafsu...

1. Qiyamullail

 إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا ﴿   ٦ )

Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

Al Muzzammil : 6

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا ﴿     ٧٩  )

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Al Isra' : 79

عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم، وقربة إلى الله تعالى، ومكفرة للسيئات، ومنهاة عن الإثم،ومطردة للداء عن الجسد.
 رواه أحمد والترمذي


“Hendaklah kamu melakukan qiyamullail kerana qiyamullail  adalah kebiasaan orang-orang soleh sebelum kamu, sebab qiyamullail  mendekatkan diri kepada Allah, menghapuskan kesalahan-kesalahan, mencegah dari dosa dan menghalau penyakit dari tubuh.”

HR Ahmad dan Tirmizi

2. Tilawah dan tadabbur Al Quran

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ     (     ٢٩  )

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Shaad : 29

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ۩  (    ١٥ )

Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.

As Sajadah : 15

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ   (     ٢  )

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Al Anfaal : 2

قال ابن القيم :  فقراءة  القرآن بالتفكر هي أصل صلاح القلب

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullahu ta' ala :

"  Membaca Al Quran dengan tafakkur ( memikirkan isi kandungannya ) itu ialah asas kepada pengislahan ( perbaikan ) hati "

3. Zikrullah
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّـهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ    (    ٢٨  )

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Ar Ra'd : 28

 وعن أبي هريرة وأبي سعيد رضي الله عنهما أنهما شهدا على النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : لا يقعد قوم يذكرون الله إلا حفتهم الملائكة ، وغشيتهم الرحمة ، ونزلت عليهم السكينة ، وذكرهم الله فيمن عنده  .
رواه مسلم

Sabda Rasulullah SAW :

" Tidak duduk satu kaum yang berzikir mengingati Allah melainkan para Malaikat akan melingkungi mereka, rahmat Allah meliputi mereka, sakinah ( ketenangan ) turun ke atas mereka dan Allah mengingati mereka di sisinya. "

HR Muslim

Istiqamahlah walau pun sedikit...





















Rahmat dan kasih sayang Allah dari lisan NabiNya SAW...

Hati bagaikan takungan rahmat kasih sayang Allah dalam diri manusia..maka limpahkanlah kasih sayang yang ada dalam hatimu itu kepada ikhwah fillah di sekeliling hati mu...

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ الْأَحْوَلُ سَمِعْتُ أَبَا عُثْمَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أُسَامَةَ أَنَّ بِنْتًا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِ وَمَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ وَسَعْدٌ وَأُبَيٌّ أَنَّ ابْنِي قَدْ احْتُضِرَ فَاشْهَدْنَا فَأَرْسَلَ يَقْرَأُ السَّلَامَ وَيَقُولُ إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَمَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَتَحْتَسِبْ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ تُقْسِمُ عَلَيْهِ فَقَامَ وَقُمْنَا مَعَهُ فَلَمَّا قَعَدَ رُفِعَ إِلَيْهِ فَأَقْعَدَهُ فِي حَجْرِهِ وَنَفْسُ الصَّبِيِّ جُئِّثُ فَفَاضَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَعْدٌ مَا هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هَذِهِ رَحْمَةٌ يَضَعُهَا اللَّهُ فِي قُلُوبِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu'bah Telah mengabarkan kepada kami 'Ashim Al Ahwal aku mendengar Abu 'Utsman menceritakan dari Usamah, bahwa puteri Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam (Zaenab) mengutus utusan untuk menemui Rasulullah, yang ketika itu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersama Usamah bin Zaid, Sa'd, dan Ubai. Sang utusan menyampaikan pesan yang isinya; 'Anak laki-lakiku telah menghadapi saat-saat kematian, maka kunjungilah kami'. Nabi kemudian mengutus seseorang, menyampaikan salam dan mengatakan; "Milik Allah sematalah segala yang diambil-Nya dan yang diberikan-Nya, dan segala sesuatu disisi-Nya ada ketentuan ajal tersendiri, maka suruhlah dia untuk bersabar dan mengharap pahala." Lantas puteri Nabi mengutus utusan untuk kedua kalinya, dan puteri beliau menyertakan sumpah. Maka beliau berdiri dan kami pun berdiri bersamanya. Tatkala beliau sampai (dan beliau) telah duduk, anak laki-laki dari puteri beliau (cucunya) diangkat kepada beliau, dan beliau mendudukkan di pangkuannya, ketika itu cucu beliau nafasnya sudah tersengal-sengal. Kedua mata Rasulullah pun bercucuran. Maka Sa'd bertanya: 'Mengapa mata anda sampai bercucuran?" Nabi menjawab; "ini adalah tanda kasih sayang yang Allah letakkan di hati hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, hanyasanya Allah menyayangi hamba-Nya yang berhati penyayang."

( HR Bukhari )

Dalam lafaz yang lain...

فَبَكَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ أَتَبْكِي فَقَالَ إِنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ
عباده الرحماء
maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pun menangis sehingga Sa'd bin 'Ubadah berkata, 'Mengapa baginda menangis? ' Nabi menjawab: 'Hanyasanya Allah menyayangi hamba-Nya yang penyayang.'

( HR Bukhari)

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ عَبْد اللَّهِ بْن أَحْمَد وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ عُثْمَانَ بْنِ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ لَيْثٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ الْكَبِيرَ وَيَرْحَمْ الصَّغِيرَ وَيَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Muhammad, Abdullah bin Ahmad berkata; aku telah mendengarnya dari Utsman bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Jarir dari Laits dari Abdul Malik bin Sa'id bin Jubair dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, dan dia merafa'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil serta tidak menyuruh kepada kebaikan dan melarang yang mungkar."

( HR Ahmad )

حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ أَبِي قَابُوسَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ وَالرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَتْهُ وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَّتْهُ

Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru, dari Abu Qabus, dari Abdullah bin Amru bin al Ash dan sampai kepada Nabi SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM, beliau bersabda: "Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh ar Rahman, oleh karena itu kasihilah penduduk bumi maka nescaya penduduk langit akan mengasihi kamu. Dan rasa kasihan adalah sebuah jalan dari Ar Rahman, barangsiapa yang menyambungnya maka ia akan tersambung untuknya, dan barangsiapa memutuskannya maka ia akan terputus untuknya."
'
( HR Ahmad )

حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنِ ابْنِ أَبِي الْحُسَيْنِ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِيَارُ عِبَادِ اللَّهِ الَّذِينَ إِذَا رُءُوا ذُكِرَ اللَّهُ وَشِرَارُ عِبَادِ اللَّهِ الْمَشَّاءُونَ بِالنَّمِيمَةِ الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ الْأَحِبَّةِ الْبَاغُونَ الْبُرَآءَ الْعَنَتَ

Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Abul Husain dari Syahr bin Hausyab dari Abdurrahman bin Ghanm dan sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Sebaik-baik hamba Allah ialah hamba yang bila dilihat, ia mengingatkan kepada Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah ialah orang-orang yang suka mengadu domba, suka memecah belah antara orang-orang yang saling mengasihi, serta mereka yang suka berbuat zalim, mencerai-beraikan manusia dan selalu menimbulkan kesusahan."

( HR Ahmad )

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرٍ قَالَ أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْإِسْلَامِ فَقَبَضَ يَدَهُ وَقَالَ النُّصْحُ لِكُلِّ مُسْلِمٍ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَرْحَمْ النَّاسَ لَمْ يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Simak bin Harb dari Ubaidullah bin Jarir dari Jarir ia berkata; Saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata; "Saya berbaiat kepada Anda di atas Islam." Beliau pun menjabat tangannya dan bersabda: "Untuk berbakti kepada setiap muslim." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang tidak mengasihi manusia, maka ia tidak akan dikasihi Allah 'azza wajalla."

( HR Ahmad )

حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ قَرْمٍ عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلَاقَةَ قَالَ سَمِعْتُ جَرِيرًا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ وَمَنْ لَا يَغْفِرْ لَا يُغْفَرْ لَهُ

Telah menceritakan kepada kami Husain bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Sulaiman yakni Ibnu Qaum, dari Ziyad bin Ilaqah ia berkata; Saya mendengar Jarir berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi. Dan siapa yang tidak mahu memaafkan, maka ia tidak akan dimaafkan (diampuni)."

( HR Ahmad )

حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الرِّجَالِ الْمَدَنِيُّ أَخْبَرَنَا عُمَرُ مَوْلَى غُفْرَةَ عَنِ ابْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَوْصَانِي حِبِّي بِخَمْسٍ أَرْحَمُ الْمَسَاكِينَ وَأُجَالِسُهُمْ وَأَنْظُرُ إِلَى مَنْ هُوَ تَحْتِي وَلَا أَنْظُرُ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِي وَأَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ وَإِنْ أَدْبَرَتْ وَأَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا وَأَنْ أَقُولَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ يَقُولُ مَوْلَى غُفْرَةَ لَا أَعْلَمُ بَقِيَ فِينَا مِنْ الْخَمْسِ إِلَّا هَذِهِ قَوْلُنَا لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ أَبُو عَبْد الرَّحْمَنِ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ الْحَكَمِ بْنِ مُوسَى و قَالَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Telah menceritakan kepada kami Hakam bin Musa telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abu Rijal Al Madani telah mengabarkan kepada kami Umar mantan budak Ghufrah, dari Ibnu Ka'ab dari Abu Dzar dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, ia berkata, "Kekasihku telah mewasiatiku dengan lima hal; (yaitu agar) aku mengasihi orang miskin dan mahu duduk bersama mereka, memandang orang yang di bawahku dan tidak memandang yang di atasku, aku menyambung tali silaturahim walau dijauhi, agar aku mengatakan yang hak walau itu pahit, dan agar aku selalu mengucap LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan perantara Allah)." Maula Ghufrah berkata, "Aku tidak tahu yang terabaikan dari lima hal itu kecuali ini, yaitu ucapan kami 'LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH." Abu Abdurrahman berkata, "Aku mendengranya dari Hakam bin Musa, dan ia mengatakan dari Muhammad bin Ka'ab dari Abu Dzar dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam seperti itu."

( HR Ahmad )

حَدَّثَنَا هَارُونُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي مَالِكُ بْنُ الْخَيْرِ الزِّيَادِيُّ عَنْ أَبِي قَبِيلٍ الْمَعَافِرِيِّ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ قَالَ عَبْد اللَّهِ وَسَمِعْتُهُ أَنَا مِنْ هَارُونَ

Telah menceritakan kepada kami Harun telah bercerita kepada kami Ibnu Wahb telah bercerita kepadaku Malik bin Al Khair Az Ziyadi dari Abu Qobil Al Ma'afiri dari 'Ubadah bin Ash Shamit bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Tidak termasuk ummatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak mengasihi yang lebih muda dan tidak pula mengerti hak seorang yang alim." 'Abdullah berkata: Saya mendengarnya dari Harun.

( HR Ahmad )

Saturday, January 04, 2014

HATI YANG GHAFLAH ( LALAI )

Hati yang ghaflah ( lalai ) adalah di antara punca kelemahan dan kelesuan jiwa manusia.

Alamat hati yang ghaflah ( lalai ) :

1. Bermalas-malas dan berlengah dalam ibadah dan ketaatan.
2. Memandang kecil terhadap dosa dan maksiat sehingga tidak merasa bersalah bila tercebur dalamnya.
3. Membanyakkan maksiat dan bangga menzahirkannya.
4. Menghabiskan masa kehidupan dengan perkara yang tidak berfaedah.

Ditanya Imam Ahmad rahimahullahu taala : " Bilakah waktu rehat ? "..." Ketika dapat menjejak kaki yang pertama ke dalam syurga "....

 الْقُلُوبُ أَوْعِيَةٌ وَبَعْضُهَا أَوْعَى مِنْ بَعْضٍ فَإِذَا سَأَلْتُمْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَيُّهَا النَّاسُ فَاسْأَلُوهُ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ لِعَبْدٍ دَعَاهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ غَافِلٍ
“Hati itu laksana wadah dan sebagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya maka apabila kalian memohon kepada Allah,maka mohonlah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkannya karena Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai”(HR Ahmad)

Sebab-sebab hati jadi ghaflah ( lalai ) ...

1. Bila gilakan  DUNIA
2. Hati tidak kenal Allah dengan makrifah yang sebenar..sifatNya dan asma'Nya
3. Bergaul dengan KEJAHATAN dan sipelakunya
4. Cenderung hati kepada MAKSIAT
5. Panjang ANGAN-ANGAN
6. Banyak berkata-kata yang kosong dari mengingati Allah ( ZIKRILLAH )...
7. Putus hati dari mengingati MATI dan HARI AKHIRAT

إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ (    ٧  ) أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ  ( ٨ ) يونس

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami dan mereka redha ( puas ) dengan kehidupan akhirat dan mereka merasa tenteram dengannya, serta orang-orang yang lalai dari ayat-ayat Kami ( 7 ) mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. ( 8 )

Yunus : 7 - 8
Merawat dan mengubati hati yang ghaflah ( lalai )

1. Carilah penawar hati dalam ilmu dan makrifat..kerana segala segala kebaikan ada di dalamnya..maka hadirilah majlis-majlis ilmu untuk mencari cahaya ketenangan dan petunjuk serta barakah yang ada di dalamnya.


وعن معاوية رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: (من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين)رواه البخاري

Daripada Mu'awiyah RH, daripada Nabi SAW bahawa baginda telah bersabda :
" Barangsiapa yang Allah mahu kebaikan pada dirinya maka Ia fahamkannya akan agamaNya ".

2. Berzikir mengingati Allah dalam semua waktu dan keadaan samaada dengan lidah mahu pun dengan hati.

فعن  أبي موسى الأشعري رضي الله عنه، أن النبي قال: ( مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكره مثل الحي والميت)

Daripada Abu Musa Al Asy'ari RH bahawa Nabi SAW telah bersabda :
" Bandingan orang yang berzikir mengingati Tuhannya dengan orang yang tidak berzikir seperti bandingan orang yang hidup dengan orang yang mati ".

3. Bersama dengan majlis-majlis zikir yang dapat mendekatkan ingatan hati pada Nya..
فعن أنس بن مالك رضي الله عنه: أن رسول الله  قال: (إذا مررتم برياض الجنة فارتعوا) قالوا: وما رياض الجنة؟ قال: (حلق الذكر) أخرجه الترمذي

Daripada Anas bin Malik RH: Rasululullah SAW telah bersabda:
" Apabila kamu melalui taman-taman syurga maka raikanlah ". Sahabat bertanya " Pakah dia taman-taman syurga? ". Nabi SAW bersabda " perkumpulan zikir ".

4. Dekati Allah melalui kalaamNya iaitu Al Quran

قال خبَّاب بن الأرتِّ رضي الله عنه: (تقرّب إلى الله ما استطعت، واعلم أنك لن تتقرب بشيء أحب عليه من كلامه)
Khabbab bin Al Arat RH berkata : " Dekatilah Allah semampu yang engkau boleh..dan ketahuilah engkau tidak akan dapat  mendekatiNya dengan sesuatu yang terlebih Dia kasih melainkan dengan KALAMNYA ( Al Quran ) ".

5. Berdoa memohon dengan sungguh-sungguh agar dibuka hatimu daripada kegelapan ghaflah itu
حديث أبي سعيد رضي الله عنه أن النبي  قال: (ما من مسلم يدعو الله بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعةُ رحم إلا أعطاه بها إحدى ثلاث: إما أن تُعجَّل له دعوته، وإما أن يدخرها له في الآخرة، وإما أن يُصرف عنه من السوء مثلها) قالوا: إذاً نكثر، قال: (الله أكثر) رواه احمد

Daripada Abu Sa‘id Al-Khudri berkata sesungguhnya Nabi SAW bersabda yang maksudnya : “Tiada seorang muslim berdoa dengan satu doa, bukan doa yang mengandungi dosa dan bukan doa yang memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengurniakan dengan doanya itu salah satu daripada tiga perkara: sama ada dipercepatkan (disegerakan) baginya doanya itu, atau disimpan baginya pahala doanya itu di akhirat (sebagai balasan), atau dihindarkan daripadanya sesuatu keburukan seumpamanya. Mereka berkata: “Kalau begitu baiklah kami memperbanyakkan doa”. Bersabda Nabi: “Allah lebih banyak menerima doa hamba-hambanya.”

6. Peliharalah solat yang fardhu lima waktu itu dengan berjamaah

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (من حافظ على هؤلاء الصلوات المكتوبات لم يكتب من الغافلين)رواه ابن خزيمة

Daripada Abu Hurairah RH berkata: Rasululullah SAW telah bersabda :
" Barangsiapa yang memelihara solat yang fardhu maka tidak termaktub ia di kalangan yang lalai ".

7. Bangkitlah beribadah di malam hari untuk mengintai rahmat dan taufiq Ilahi agar terungkai belenggu ghaflah dari hati

فعن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال: (من قام بعشر آيات لم يكتب من الغافلين، ومن قام بمائة آية كتب من القانتين، ومن قام بألف آية كتب من المقنطرين) رواه أبو داود
Daripada Abdullah bin Amru bin Al 'As RHM daripada Rasululllah SAW bersabda baginda : " Barangsiapa yang mendirikan malam dengan ( membaca ) sepuluh ayat ( Al Quran ) tidak dimaktub dia sebagai seorang yang lalai. dan barangsiapa yang mendirikan malam dengan (membaca) satu ratus ayat ( Al Quran) ditulis ia sebagai seorang yang yang tetap dalam ibadah. Dan barangsiapa yang mendirikan malam dengan ( membaca ) satu ribu ayat ( Al Quran) ditulis ia sebagai seorang yang sangat beruntung."

8. Banyakkanlah mengingati mati dan kehidupan abadi di akhirat

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (أكثروا ذكر هاذم اللذات)يعني الموت ،في صحيح النسائي (حسن صحيح)

Daripada Abu Hurairah RH berkata ia: daripada Rasulullah SAW bersabda :
 " Perbanyakkanlah mengingati pemutus kelazatan ( MAUT )