Monday, December 01, 2014

JIWA LEMAH 11

JIWA LEMAH 11

Jiwa manusia jadi lemah....bila HATI..

Ada ghaflah ( غفلة ) ... lalai..

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ ﴿١﴾ مَا يَأْتِيهِم مِّن ذِكْرٍ مِّن رَّبِّهِم مُّحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ ﴿٢﴾ لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ ۗ .....(٣)

 Telah hampir datangnya kepada manusia hari perhitungan amalnya sedang mereka dalam kelalaian, tidak hiraukan persediaan baginya.(1) Tidak datang kepada mereka itu sebarang peringatan yang diturunkan dari Tuhan mereka lepas satu: satu, melainkan mereka memasang telinga mendengarnya sambil mereka mempermain-mainkannya (2) Dengan keadaan hati mereka leka daripada memahami dan mengamalkan maksudnya....(3)

Al Anbiya' : 1 - 3

Ummat akhir zaman memang hanyut dengan kelalaian, kelekaan dan perkara yang sia-sia. 

Hati yang hanya lalai dan leka dengan kehidupan dunia ... Lalai dan leka daripada kehidupan akhirat adalah sifat hati golongan kuffar.

﴿ يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الآخِرَةِ هُمْ غَافِلُون ﴾ [الروم: 7]

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.(17)

Ar Rum:17

وَلَـٰكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللَّـهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٦ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَأَنَّ اللَّـهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ﴿١٠٧ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّـهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴿١٠٨   النحل 

akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.(106) Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.(107) Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.(108)

An Nahl : 106-108

Juga tutupan penyakit nifaq.

روى مسلم في صحيحه من حديث عبدالله بن عمر وأبي هريرة رضي اللهُ عنهما أَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُولَ اللَّهِ صلى اللهُ عليه وسلم يَقُولُ عَلَى أَعْوَادِ مِنْبَرِهِ: "لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجُمُعَاتِ، أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ الْغَافِلِينَ".

“Sungguh berhentilah orang-orang daripada perbuatan mereka meninggalkan solat jumaat atau benar-benar Allah ta'ala akan menutup hati-hati mereka,kemudian mereka benar-benar menjadi orang yang lalai.

HR Muslim

Hati yang lalai juga... Iaitu yang lalai  mengambil ibrah dan pengajaran daripada ayat-ayat tanda kebesaran Allah ta'ala.

﴿ فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُون ﴾ [يونس: 92]، 

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.(92)

Yunus:92

Merasa tenang kehidupan dunia, tidak mengharapkan pertemuan yang baik dengan Rabbul Jalil di akhirat, pasti beriringan dengan kelalaian terhadap ayat-ayat Allah...

 ﴿ إَنَّ الَّذِينَ لاَ يَرْجُونَ لِقَاءنَا وَرَضُواْ بِالْحَياةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّواْ بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُون *أُوْلَئِكَ مَأْوَاهُمُ النُّارُ بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُون ﴾ [يونس: 7-8].

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,(7) mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.(8)

Yunus:7-8

Ghaflah lalai dari mengingati Allah ta'ala akan disusuli oleh mengikut hawa nafsu....yang sudah pasti membawa padah yang buruk di akhirat nanti.

 ﴿ وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا ﴾ [الكهف: 28].

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.(28)

Al Kahfi : 28

Pandangan mata, pendengaran telinga dan hati sudah tidak berfaedah lagi bila ghaflah lalai menguasai jiwa...

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴾ [الأعراف: 179]،


Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(179)

Al A’raf:179

Kadangkala lalai mengingati Allah itu merupakan akibat balasan daripada Allah ta'ala kerana bermaksiat kepadaNya

  ﴿ أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُون ﴾ 
[النحل: 108].

Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.(108)

An Nahl:108

قال المحاسبي:
 (اعلم أنَّ الذنوب تورث الغفلة، والغفلة تورث القسوة، والقسوة تورث البعد من الله، والبعد من الله يورث النار، وإنَّما يتفكر في هذا الأحياء، وأما الأموات فقد أماتوا أنفسهم بحب الدنيا) 

Imam Al Muhasabi berkata : " Ketahuilah sesungguhnya dosa-dosa itu mewariskan ghaflah ( lalai ), kelalaian pula mewariskan keras hati, keras hati mewariskan jauh daripada Allah, jauh daripada Allah mewariskan neraka. Mereka yang hidup hatinya akan memikirkan persoalan ini, manakala yang mati hatinya, mereka mematikan diri mereka dengan kecintaan terhadap dunia".

 . قال ابن القيم:
 (متى رأيت القلب قد ترحل عنه حب الله والاستعداد للقائه، وحلَّ فيه حب المخلوق، والرضا بالحياة الدنيا، والطمأنينة بها، فاعلم أنه قد خسف به)  . 

Ibnul Qayyim RH berkata : " Apabila engkau melihat hati, yang mana kecintaan kepada Allah dan persiapan untuk bertemuNya telah terpisah daripada hati itu, kecintaan kepada makhluq pula bertapak di dalamnya, dan redha pula kepada kehidupan duniawi dan tenang aman dengannya, maka ketahuilah bahawasanya hati itu telah gerhana disebabkannya".


Ubat dan penawar lalai ialah zikrullah...mengingatiNya dengan hati dan menyebut-nyebutNya dengan lidah.

﴿ وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِين ﴾ [الأعراف: 205].

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(205)

Al ‘Araf:205

Berdoa tanpa hati yang yakin dan ingat...doa tidak akan termakbul..
فقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ( ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه.)  رواه الترمذي وأحمد
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Berdoalah kepada Allah, sedangkan kamu yakin akan dikabulkan doa itu. Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” 
HR Tirmizi, Ahmad
Imam Ibnu Rajab al Hanbali menyebut dalam kitabnya Jami'ul Ulum wal hikam : " Di antara syarat utama ( makbul doa ) ialah hadir hati ( حضور القلب ) dan yakin mengharap makbul daripada Allah ta'ala ".

Justeru....bermujahadahlah....berusahalah dengan sungguh-sungguh merawat dan mengubati ghaflah ini....jangan sampai menyesal pada ketika Yaumul Hasrah ( يوم الحسرة ) iaitu Hari Penyesalan ketika dihadapkan ke mahkamah Rabbul Jalil...

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ ﴿٢٠ وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ ﴿٢١ لَّقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَـٰذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ ﴿٢٢

Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.(20) Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat pengiring dan seorang malaikat penyaksi.(21) Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.(22)

Qaaf : 20-22

ABi

JIWA LEMAH 10



JIWA LEMAH 10

Jiwa manusia jadi lemah... bila HATI..

Ada .... bergelumang DOSA 

Dosa dikaitkan dengan akibat daripada perbuatan maksiat dan mungkar. Ianya memberi kesan dan padah yang buruk kepada hati manusia. Di antaranya :

Hati yang tidak peduli tentang keburukan dosa .

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :

  إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ 

أخرجه البخاري والترمذي .

Daripada Abdullah Ibnu Mas'ud RAhumma, Rasulullah SAW bersabda:
Dosa dilihat oleh seorang beriman bagaikan bukit yang besar yang dibimbangi akan menghempap dirinya...namun bagi seorang fajir ( pendosa ) dosa hanya bagaikan lalat kecil yang kecil yang hinggap di batang hidungnya lalu ia menepis2..".

Hati jadi dipenuhi kegelapan yang tidak sensitif terhadap keilmuan dan kebenaran.

نسبه ابن القيم في روضة المحبين (ص 441) لأنس ، وابن عباس - رضي الله عنهم - :
قال - رحمه الله - : 
« وقال ابن عباس وأنس - رضي الله عنهم - : إن للحسنة نورا في القلب ، وزينا في الوجه ، وقوة في البدن ، وسعة في الرزق ، ومحبة في قلوب الخلق . وإن للسيئة ظلمة في القلب ، وشينا في الوجه ، ووهنا في البدن ، ونقصا في الرزق ، وبغضة في قلوب الخلق » .

Ibnu Abbas berkata : ' Sesungguhnya bagi kebaikan itu cahaya di dalam hati, hiasan pada wajahnya, kekuatan pada tubuhnya, keluasan pada rezekinya, kecintaan pada hati-hati makhluq Allah, manakala bagi kejahatan itu kegelapan pada hati, kesuraman pada wajah, kelesuan pada tubuh, kekurangan pada rezeki, dan kebencian pada hati-hati makhluq Allah '

( Nukilan Ibnul Qayyim dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin )

Imam Malik berkata kepada Imam Syafie pada awal pertemuan mereka: " Sesungguhnya aku melihat Allah telah meletakkan nur dalam hatimu, maka janganlah engkau padamkannya dengan kegelapan maksiat".

Hati jadi keras..

Tanda hati keras ialah tidak terkesan dengan ayat-ayat Allah, nasihat, peringatan, teguran...

Juga sukar untuk mengingati Allah, mengingati mati dan juga kehidupan akhirat, serta dikuasai oleh panjang angan-angan.

.....فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٢٢    الزمر

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّـهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ ﴿١٦﴾    الحديد

عن ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله قسوة للقلب  وإن أبعد الناس من الله القلب القاسي 

رواه الترمذي

Hati dibelenggu syaitan dan penjara syahwat

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾   الحجر


إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّ فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَق وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّه وَمَنْ وَجَدَ الأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
 
Sesungguhnya bagi setiap anak Adam (yakni manusia) ada sentuhan (bisikan) syaitan dan sentuhan (bisikan) malaikat. Ada pun sentuhan syaitan, ia mengajak kepada keburukan dan mendustakan kebenaran. Manakala sentuhan malaikat, ia mengajak kepada kebaikan dan menegakka kebenaran. Maka sesiapa yang merasai sentuhan (bisikan) kebaikan, ketahuilah bahawa ia adalah dari Allah (melalui perantaraan malaikat dan hendaklah dia memuji Allah (dengan menyebut Alhamdulillah).  Sebaliknya sesiapa yang merasai sentuhan (bisikan) sebaliknya hendaklah dia meminta perlindungan Allah daripada syaitan (dengan menyebut A’uzubillahi minash syaitan nirrajim).

HR Tirmizi

Dosa menjatuhkan martabat dan kedudukan hamba di sisi Allah

سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِندَ اللَّـهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ ﴿١٢٤﴾  الأنعام 


إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ ﴿٤٧ يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ ﴿٤٨  القمر

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,

هانوا عليه فعصوه ولو عزوا عليه لعصمهم وإذا هان العبد على الله لم يكرمه أحد


Kehinaan menimpa mereka kerana mereka bermaksiat. Dan jika mereka itu mulia, maka Allah akan memelihara mereka (dari bermaksiat). Dan jika seorang hamba dihinakan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memuliakannya.
 
(Ibnu Qayyim di dalam kitabnya al-Jawabul Kafi, Raudhatul Muhibbin)


Dosa menjadi penutup mata hati hingga jadi buta sukar mengenali kebenaran dan kebaikan, lalu menjadikan hati itu tenggelam dengan kelalaian.


  
 كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴿١٤﴾   المطففين
   
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka

Al Muthaffifin : 14

Setengah mufassir mentafsirkan sebagai dosa yang berterusan sehingga menjadikan dosa dan maksiat menutupi hati.. Hassan Al Basri menyebut dosa yang berterusan sehingga membutakan hati.  

Dosa mencabut perasaan malu dalam diri manusia

عَنْ ابْنِ عُمَرَ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : " إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا , نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ , فَإِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا , نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ , فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا , نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ , فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ , لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا , فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا , نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الْإِسْلَامِ "

( سنن ابن ماجه ٤٠٤٤)

Dari Ibnu Umar bahawa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

“Apabila Allah Azza Wajalla hendak membinasakan seorang hamba maka Dia akan memcabut rasa malu darinya, apabila rasa malu sudah dicabut darinya maka kamu akan mendapatinya dalam keadaan sangat dibenci. Jika kamu tidak mendapatinya melainkan dalam keadaan sangat dibenci, maka akan dicabut amanah darinya, apabila amanah telah dicabut darinya, maka kamu tidak mendapatinya kecuali dalam keadaan menipu dan tertipu. Apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan menipu dan tertipu, maka akan dicabut darinya sifat kasih sayang, dan apabila dicabut darinya kasih sayang, kamu tidak akan menjumpainya kecuali dalam keadaan terlaknat lagi terusir, dan apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan terlaknat lagi terusir, maka akan dicabut darinya ikatan Islam.” 

(Sunan Ibnu Majah, no. 4044)
الحياء والإيمان قرناء إذا رفع أحدهما رفع الآخر    
رواه الحاكم 

" Malu dan iman keduanya sejajar bersama, ketika salah satu dari keduanya diangkat maka yang lainnya pun ikut terangkat." 

HR Hakim
 قال الفضيل بن عياض:
خمس من علامات الشقاء: قسوة القلب، وجمود العين، وقلة الحياء، والرغبة في الدنيا، وطول الأمل

Fudhail bin Iyadh berkata :

" Lima  tanda kecelakaan itu adalah kerasnya hati, mata yang tidak menangis, sedikit perasaan malu, tamak dunia dan panjang angan-angan. "

Dosa menghilangkan keberkatan hidup.

Iman dan taqwa menjadi sebab kepada keberkatan hidup. Justeru sebaliknya dosa dan maksiat menghilangkan keberkatan hidup.

قال صلى الله عليه وسلم: ((إن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه)). رواه الإمام أحمد.

Rasulullah s.a.w bersabda, "Seseorang hamba dicegah daripada rezeki akibat dosa yang dibuatnya."

 (HR Ahmad).

Dosa menjadikan hati resah gelisah tidak merasai ketenangan.

عن النواس بن سمعان -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: 
((البر حسن الخلق، والإثم ما حاك في نفسك، وكرهت أن يطلع عليه الناس))
 رواه مسلم.

 Daripada an-Nawas bin Sam’an diriwayatkan Muslim , Nabi SAW bersabda : “Kebaikan  adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang meresahkan jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain melihatnya.”

HR Muslim

وعن وابصة بن معبد -رضي الله عنه- قال: أتيت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- فقال: ((جئت تسأل عن البر والإثم؟)) قلت: نعم، قال: ((استفت قلبك، البر ما اطمأنت إليه النفس، واطمأن إليه القلب، والإثم ما حاك في النفس، وتردد في الصدر، وإن أفتاك الناس وأفتوك)) حديث حسن، رويناه في مسندي الإمام أحمد والدارمي بإسناد حسن.

Dan daripada Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu baginda bersabda : Apakah engkau datang untuk bertanyakan tentang kebaikan ?, Saya menjwab : Benar!. Baginda bersabda : Mintalah fatwa kepada kamu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang mententeramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengganggu jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.

HR Ahmad dan Ad Darami

Dosa menjadikan himmah ( cita-cita hati ) jadi lemah.

Ibnu Qayyim berkata dalam kitabnya Al Jawab Al Kafi :

" Dosa melemahkan himmah ( cita-cita ) hati dan kehendak hati, menghalanginya daripada ketaatan, dan menjadikannya malas melakukan ketaatan. sehinggalah perkara yang sukar, dibenci dan tidak digemari. Hati tidak lapang untuk ketaatan...sempit dada disebabkan maksiat...jadi berani melakukan kejahatan...bacul penakut untuk melakukan kebaikan. "

Justeru...jauhilah dosa...mohonlah keampunan dariNya...dosa hanya akan melemahkan jiwa.

ABi

JIWA LEMAH 9

JIWA LEMAH 9

Jiwa manusia jadi lemah....bila HATI...

Kalah dengan syaitan....

 إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿٦

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala(6)

Fathir : 6

 أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٦٠ وَأَنِ اعْبُدُونِي ۚ هَـٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ ﴿٦١ وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ ﴿٦٢

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",(60) dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus (61) Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?. (62)

Yaa Sin : 60-62

Syaitan dapat mempengaruhi manusia.

Dalam satu riwayat, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang beriktikaf di masjid dan isterinya Shafiyyah radhiallahu 'anha datang menziarahi baginda. Kemudian apabila Shafiyyah ingin pulang, Rasulullah mengiringinya hingga ke pintu masjid. Pada saat itu, dua orang sahabat dari kalangan Ansar radhiallahu 'anhuma berlalu dan nampak Rasulullah bersama seorang wanita. Mereka berdua tidak tahu siapakah wanita tersebut kerana para isteri Rasulullah memakai tudung yang juga menutupi muka.
 
Untuk mengelakkan salah faham, Rasulullah memanggil dua lelaki tersebut dan menerangkan bahawa wanita yang bersamanya ialah Shafiyyah, isteri baginda. Kedua-dua lelaki itu menjawab: “Subhanallah!”, seolah-olah bermaksud: “Maha Suci Allah, tidaklah kami sekali-kali akan berburuk sangka kepadamu wahai Rasulullah!” Kemudian Rasulullah membalas:
 
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا (أَوْ قَالَ) شَيْئًا.
 
“Sesungguhnya syaitan bergerak dalam badan manusia seperti aliran darah.
Sesungguhnya aku bimbang ia melemparkan keburukan atau sesuatu sangkaan dalam hati kalian berdua."

HR Bukhari
 
 
Syaitan mempengaruhi pemikiran manusia:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ حَتَّى يَقُولَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ.
 
Syaitan mendatangi seseorang kalian dan bertanya: “Siapakah yang mencipta itu? Siapakah yang mencipta ini?” sehinggalah ia bertanya: “Siapakah yang mencipta tuhan kamu?". Maka jika ia bertanya soalan itu, mintalah perlindungan dari Allah dan sudahilah (dari melayani fikiran atau pertanyaan sedemikian).
 
 HR Bukhari

Syaitan berbisik kepada manusia:

Syaitan mampu berbisik kepada manusia sebagaimana ia mampu berbisik kepada Nabi Adam ' alaihis salaam
 
 فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ ﴿١٢٠

Setelah itu maka syaitan membisikkan kepadanya dengan berkata:
“Wahai Adam, mahukah aku tunjukkan kepadamu pohon yang menyebabkan hidup selama-lamanya dan kekuasaan yang tidak akan hilang lenyap?”

ThaHa :120
 
Bisikan syaitan lazimnya ke arah sesuatu yang bertentangan dengan Islam. Atau sesuatu yang kelihatan seolah-olah selari dengan Islam padahal sebenarnya bertentangan. Bagi setiap manusia ada di sisinya malaikat dan syaitan, masing-masing membisikkan sesuatu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan hakikat ini:
 
إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّ فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَق وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّه وَمَنْ وَجَدَ الأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
 
Sesungguhnya bagi setiap anak Adam (yakni manusia) ada sentuhan (bisikan) syaitan dan sentuhan (bisikan) malaikat. Ada pun sentuhan syaitan, ia mengajak kepada keburukan dan mendustakan kebenaran. Manakala sentuhan malaikat, ia mengajak kepada kebaikan dan menegakkan kebenaran. Maka sesiapa yang merasai sentuhan (bisikan) kebaikan,
ketahuilah bahawa ia adalah dari Allah (melalui perantaraan malaikat)
dan hendaklah dia memuji Allah (dengan menyebut Alhamdulillah).
Sebaliknya sesiapa yang merasai sentuhan (bisikan) sebaliknya hendaklah dia meminta perlindungan Allah daripada syaitan (dengan menyebut A’uzubillahi minash syaitan nirrajim).

HR Tirmizi
 
Syaitan mempengaruhi imajinasi manusia:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَان فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ.
 
Sesungguhnya seorang wanita tampil dalam gambaran syaitan dan membelakangi dalam gambaran syaitan. Maka jika seseorang kalian melihat wanita (yang dia tertarik dengannya) maka kembalilah kepada isterinya
kerana itu akan menolak (lintasan jahat) dalam dirinya.

HR Muslim

 
Syaitan mempengaruhi tumpuan atau fokus manusia:

Antara tumpuan yang masyhur diganggu syaitan ialah kekhusyukan ketika solat dan membaca al-Qur’an. Seorang sahabat bernama ‘Utsman bin Abi al-‘Ash radhiallahu 'anh mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya syaitan menghalang antaraku dan solat serta bacaan al-Qur’anku, dan ia selalu mengelirukan aku.” Maka Rasulullah menjawab:
 
ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا.
 
Itulah syaitan yang disebut sebagai “Khanzab”، maka apabila merasai gangguannya mohonlah perlindungan Allah darinya dan ludahlah ke kiri sebanyak tiga kali. ‘Utsman bin al-‘Ash kemudian berkata:
“Aku melakukan itu dan Allah menjauhkan gangguan syaitan itu dariku.”

HR Muslim

Syaitan menghalang kecenderungan manusia melakukan kebaikan:

Syaitan mampu menghalang kecenderungan kita apabila ingin melakukan sesuatu aktiviti demi kebaikan agama, seperti mengkaji al-Qur’an dan hadis, bersedekah, membuat kerja jamaah, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta berdakwah kepada orang ramai.

 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
 
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنسَخُ اللَّـهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّـهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّـهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٥٢

Dan tidaklah Kami mengutuskan sebelummu seorang Rasul atau seorang Nabi melainkan apabila dia bercita-cita (untuk kebaikan agama yang dibawanya), maka syaitan pun melemparkan hasutannya mengenai usaha Rasul atau Nabi itu (dari) mencapai cita-citanya.Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,

al-Hajj :52
 

Syaitan mempengaruhi manusia dengan sikap terburu-buru.

 
Sikap terpuji ialah sikap yang dipertengahan antara malas dan tergesa-gesa. Sikap tersebut ialah tenang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 
اَلتَّأَنِيْ مِنَ اللهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ.
 
Ketenangan adalah dari Allah manakala ketergesa-gesaan adalah dari syaitan.

HR Baihaqi
 
 
Syaitan mempengaruhi manusia dengan perasaan cemburu:

Isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, A’isyah radhiallahu 'anha menerangkan pada satu malam baginda keluar dari rumahnya dan ini menyebabkan dia merasa cemburu. Kemudian Rasulullah kembali ke rumah dan mendapati dia sedang dalam keadaan yang cemburu. Lalu baginda bertanya:
 
مَا لَكِ يَا عَائِشَةُ؟ أَغِرْتِ؟ فَقُلْتُ: وَمَا لِي لاَ يَغَارُ مِثْلِي عَلَى مِثْلِكَ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَقَدْ جَاءَكِ شَيْطَانُكِ ؟ قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ مَعِيَ شَيْطَانٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. قُلْتُ: وَمَعَ كُلِّ إِنْسَانٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قُلْتُ: وَمَعَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: نَعَمْ وَلَكِنْ رَبِّي أَعَانَنِي عَلَيْهِ حَتَّى أَسْلَمَ.
 
“Apa jadi kepada kamu wahai A’isyah? Adakah kamu cemburu?”
“Takkanlah aku tidak cemburu kepada orang seperti anda?”
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan:
“Apakah telah datang kepadamu syaitan kamu?”
“Wahai Rasulullah! Apakah bersama aku ada syaitan?”
“Ya.”
“Dan (apakah syaitan itu ada) pada setiap manusia?”
“Ya.”
(Apakah syaitan juga) bersama kamu wahai Rasulullah?”
“Ya, akan tetapi Tuhanku telah menolongku darinya
sehingga aku selamat dari gangguannya.”

HR Muslim
 
 
Syaitan mempengaruhi manusia dengan perasaan marah:

Sulaiman bin Shurd radhiallahu 'anh berkata:
 
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّان فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ.
 
Ketika aku sedang duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
dua orang sedang  bertengkar sehingga salah seorang dari mereka
menjadi merah wajahnya dan urat-urat lehernya timbul keluar.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimah yang jika diucapkan nescaya kemarahannya akan hilang. Iaitu sebutlah “A’uzubillahi minash syaitan” nescaya kemarahannya akan hilang.
 
HR Bukhari
 
اَلتَّأَنِيْ مِنَ اللهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ.
 
Ketenangan adalah dari Allah manakala ketergesa-gesaan adalah dari syaitan

HR Baihaqi
 
Manakala sikap lemah lembut adalah berdasarkan hadis:
 
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ.
 
Sesungguhnya Allah mencintai sikap lemah lembut dalam segala urusan.

HR Muslim
 

 
Syaitan mempengaruhi manusia dengan sifat lupa:

 Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
 
 وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ﴿٦٨

Dan apabila engkau melihat orang-orang yang memperkatakan dengan cara mencaci atau mengejek-ejek ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka memperkatakan soal yang lain; dan jika engkau dilupakan oleh syaitan (lalu engkau duduk bersama mereka), maka janganlah engkau duduk lagi bersama-sama kaum yang zalim itu, sesudah engkau mengingati (akan larangan itu).

al-An’aam :68

 قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا ﴿٦٣ 

Temannya berkata: “Tahukah apa yang telah terjadi ketika kita berehat di batu besar itu ? Sebenarnya aku lupakan hal ikan itu dan tiadalah yang menyebabkan aku lupa daripada menyebutkan halnya kepadamu melainkan syaitan ;,dan ikan itu telah menggelunsur menempuh jalannya di laut
dengan cara yang menakjubkan.”

al-Kahf :63
 
 
Syaitan mempengaruhi manusia dengan kesakitan
 
 وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ ﴿٤١

Dan (ingatkanlah peristiwa) hamba Kami, Nabi Ayub,
ketika dia berdoa merayu kepada Tuhannya (ketika menghadapi penyakitnya) dengan berkata: “Sesungguhnya aku diganggu oleh syaitan dengan kesusahan dan siksaan.”

Shad :41
 
 
Syaitan mempengaruhi manusia untuk berbuat jahat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 
إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ إِلَى شَيْءٍ يَسْتُرُهُ مِنْ النَّاسِ فَأَرَادَ أَحَدٌ أَنْ يَجْتَازَ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلْيَدْفَعْهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ.
 
Apabila seseorang kalian solat dengan menghadap sesuatu (yang diletakkan) sebagai penghadang dari (lalu lintas) orang lain, lalu ada orang yang hendak melintas di antaranya dan penghadang itu, maka tahanlah dia. Jika dia enggan (dan tetap berkeras untuk melintas) maka tahanlah dia dengan lebih tegas kerana dia sesungguhnya syaitan.

HR Bukhari
 
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

 وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖفَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ ﴿١١٢

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh dari syaitan-syaitan manusia dan jin, setengahnya membisikkan kepada setengahnya yang lain kata-kata dusta yang indah-indah susunannya untuk memperdaya pendengarnya.

al-An’aam :112
 

‘Abd Allah ibn ‘Abbas radhiallahu 'anhuma menerangkan bahawa pernah seekor tikus menolak sebuah lampu pelita sehingga tumbang di atas tikar yang sedang diduduki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu terbakarlah tikar tersebut sebesar saiz satu dirham. Melihat yang sedemikian Rasulullah bersabda:
 
إِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوا سُرُجَكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدُلُّ مِثْلَ هَذِهِ عَلَى هَذَا فَتُحْرِقَكُمْ.
 
Apabila kalian hendak tidur maka padamkanlah lampu pelita kalian
kerana sesungguhnya syaitan menunjuki ini (tikus) kepada itu (lampu pelita)
sehingga kalian terbakar.

HR Abu Daud

Syaitan suka mencetuskan kebencian, perbalahan dan permusuhan.

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ ﴿٩١
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(91)

Al Maidah : 91

Syaitan menjadikan hati manusia lalai dari zikrullah


 اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿١٩ 
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.(19)

Al Mujadalah : 19

Jahatnya syaitan...justeru, jangan kalah dengan syaitan.

ABi
 

 

JIWA LEMAH 8

JIWA LEMAH 8

Jiwa manusia jadi lemah....bila HATI..

Mengikut hawa nafsu....

Al-Imam Al-Hafizh Syamsuddin Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata ( dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin ) :

" Hawa nafsu adalah kecenderungan diri terhadap apa-apa yang sesuai dengan kehendaknya. Kecenderungan ini telah diciptakan di dalam diri manusia demi kelangsungan hidup mereka. Kerana apabila tidak ada kecenderungan (nafsu) terhadap makanan, minuman dan keperluan kelamin  maka mereka tidak akan makan, tidak minum dan tidak pula menikah. Hawa nafsu mendorongnya terhadap apa yang dikehendakinya itu. Sebagaimana sifat marah mencegahnya dari hal-hal yang menyakitinya. Oleh itu tidak boleh mencela hawa nafsu secara mutlak dan tidak boleh pula memujinya secara mutlak. Sebagaimana perasaan marah tidak boleh dicela secara mutlak dan tidak pula dipuji secara mutlak. Namun kebisaaan orang yang mengikuti hawa nafsu, syahwat dan emosinya tidak dapat berhenti sampai pada batas yang bermanfaat saja maka dari itulah hawa nafsu, syahwat dan amarah dicela, karena besarnya mudharat (keburukan) yang ditimbulkannya. Dan juga jarang sekali ditemui orang yang dapat berlaku adil dan berhenti pada batas positif bila telah dikuasai oleh hawa nafsu, syahwat dan amarah ".

Justeru, Allah ta’ala selalu mencela hawa nafsu dalam Al Quran. 

فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُوا (١٣٥)  سورة  النساء
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran(135)

An Nisa' : 135

Demikian juga dalam Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selalu dicela oleh Rasul SAW, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ  ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ شَهَوَاتُ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ ، وَفِي فُرُوجِكُمْ ، وَمُضِلاتِ الْهَوَى "
رواه احمد
Daripada Abu Barrazah Al Aslami , Rasululullah SAW bersabda :
" Yang paling aku khawatir ke atas kamu ialah syahwat yang jahat dalam perutmu dan kemaluanmu, juga hawa hafsu yang menyesatkan ".
HR Ahmad
Namun Allah Ta'ala juga memberi rahmatNya kepada nafsu hamba-hamabaNya yang dipilih dan memuji nafsu yang muthmainnah ( tenang )...

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٥٣)  سورة يوسف  
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

( Yusuf : 53 )

 يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾    سورة الفجر 
                  
Hai jiwa yang tenang (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.(28)

Al Fajr : 27-28

Oleh itu, nafsu wajib dididik, diasuh dan dimujahadahkan supaya tunduk kepada syariat Allah Ta'ala.

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( لا يُؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعا لما جئت به )
 حديث صحيح رواه الأصفهاني وأخرجه الطبراني
Daripada Abdullah ibnu Amru bin 'As RAhumma, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak sempurna iman kamu hingga menjadikan hawa nafsunya selalu tunduk mengikuti ajaran yang ku bawa.” 
HR Al Asfahani dan At Thabarani
عن فَضَالَة بْنَ عُبَيْدٍ، يَقُولُ  سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:  الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي اللَّهِ
 أخرجه  ابو داود وابن حبان 

Dari Fadhalaah bin 'Ubaid berkata ia: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : " Mujahid itu ialah seorang yang menunduk dan memaksa nafsunya pada ( mentaati ) Allah ".

HR Abu Daud, Ibnu Hibban

قال الإمام المحقق ابن القيم: وسمعت شيخنا يعني شيخ الإسلام ابن تيمية قدس الله روحه يقول : جهاد النفس والهوى أصل جهاد الكفار والمنافقين ، فإنه لا يقدر على جهادهم حتى يجاهد نفسه وهواه أولا حتى يخرج إليهم ، فمن قهر هواه عز وساد ، ومن قهره هواه ذل وهان وهلك وباد

Berkata Imam Muhaqqiq Ibnul Qayyim: "Aku mendengar Syeikh kami Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah QR berkata: " Jihad terhadap hawa nafsu adalah asal kepada jihad menentang golongan kafir dan munafiq. Kerana sesungguhnya seseorang itu tidak akan mampu melakukan jihad menentang kafir dan munafiq sehinggalah jihad hawa nafsu dilaksanakan dulu hingga ia keluar menentang mereka. Maka siapa yang mampu mengalakan hawa nafsunya, dia mulia dan hebat  . Siapa yang dikalahkan oleh hawa nafsunya, dia hina, binasa dan hodoh ."

Kegagalan dan kelemahan diri seorang muslim dalam bermujahadah mendidik nafsu akan menjadikan jiwanya lemah dalam menjunjung ketaqwaan. Bahkan membawa padah yang buruk dan besar kepada kehidupannya di dunia juga di akhirat.

  وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (26)  سورة ص  
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.(26)

Shaad : 26

Di antara akibat dan padah buruk mengikut nafsu.....

Tunduk patuh ...menjadi hamba kepada segala keinginan hawa nafsu...

 أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا (43) أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا (44) سورة الفرقان
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,(43) atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).(44)

Al Furqan : 43-44

 أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ(23) سورة  الجاثية .

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (23)

Al Jathiyah:23

Mengikut jalan kesesatan

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (50) سورة القصص
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(50)

Al Qasas:50

Ditunggangi syaitan dan memandang baik amalan buruknya

أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ كَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُم ﴿١٤﴾ سورة  محمد  

Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?(14)

Muhammad:14

Hati tertutup dari menerima kebenaran

أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّـهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ ﴿١٦سورة محمد  

Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.(17)

Muhammad:17

Meninggalkan ketaatan dan ketaqwaan

 فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ( 59)  سورة مريم

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,(59)

Maryam:59

Hati jadi berpenyakit sehingga tidak kenal lagi antara yang perkara baik dan buruk..

Di antaranya penyakit lemah dan malas.....

فقد روى الحاكم والبيهقي عن أنس أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول: اللهم إني أعوذ بك من العجز والكسل ...،،

Diriwayatkan daripada Al Hakim dan Baihaqi daripada Anas, nahawa Nabi SAW bersabda : " Ya Allah Aku berlindung denganmu daripada lemah dan malas.....

عن حُذَيْفَةُ قال : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُول: [ تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ 
أخرجه البخاري ومسلم والترمذي وابن ماجة وأحمد .

Dari Hudzaifah r.a, beliau berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Fitnah-fitnah akan mendatangi hati bagaikan anyaman tikar yang tersusun seutas demi seutas. Maka hati mana saja yang menyerapnya akan ditorehkan padanya satu titik hitam. Dan hati mana saja yang mengingkarinya akan ditorehkan padanya satu titik putih hingga menjadilah keadaan dua jenis hati tadi, hati yang sangat putih bagaikan batu putih yang sangat licin, tidak akan ada satu fitnahpun yang akan memudaratkannya selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan hati yang lain adalah hati yang hitam dan kotor, bagaikankan gelas yang terbalik. Hati yang tidak mengetahui perkara yang makruf dan tidak pula mengingkari perkara yang mungkar, kecuali yang sesuai dengan hawa nafsunya

HR Bukhari,Muslim,Tirmizi,Ibnu Majah dan Ahmad

Memandang remeh dosa maksiat
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :

  إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ 
أخرجه البخاري والترمذي .


Daripada Abdullah Ibnu Mas'ud RAhumma, Rasulullah SAW bersabda:

Dosa dilihat oleh seorang beriman bagaikan bukit yang besar yang dibimbangi akan menghempap dirinya...namun bagi seorang fajir ( pendosa ) dosa hanya bagaikan lalat kecil yang kecil yang hinggap di batang hidungnya lalu ia menepis2..".

HR Bukhari, Tirmizi


Menjadi pelaku bid'ah terhadap agama Allah


 وعن جابر بن عبدالله قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم يقول إذا خطب : أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْأُمُورِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ 
 أخرجه مسلم  

Daripada Jabir bin Abdullah RA: Adalah Nabi SAW berkhutbah : " Amma ba'du.. sesungguhnya sebaik-baik perkara ialah Kitab Allah, sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk urusan ialah perkara yang baru diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.

HR Muslim

Menyesatkan manusia dan menjauhkan mereka dari jalan Allah

 ...وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ (119 ) سورة  الأنعام .

…Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.(119)

Al An'aam : 119

Menjadi pelaku kerosakan ke atas kehidupan

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ ﴿٧١سورة  المؤمنون 

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.(71)

Al Mukminun:71

Menjadi penghuni neraka di akhirat

  وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ  (٢٦)    سورة ص  

dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.(26)

Shaad : 26

Beruntunglah siapa yang berjaya mendidik...  mengasuh...  mengekang... menundukkan nafsunya...syurga baginya sebagai tempat tinggal di akhirat...

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ﴿٧ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿٨ قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ﴿٩ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا 
﴿١٠﴾  سورة الشمس  

dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)(7) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.(8) sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,(9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(10)

As Syams : 7 - 10

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾  سورة النازعات 

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,(40) maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).(41)

An Nazi'at : 40-41

أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾  سورة  الفجر  
Hai nafsu yang tenang (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.(28) Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku(29) masuklah ke dalam surga-Ku.(30)

Al Fajr : 27 - 30


ABi