Saturday, January 11, 2014

... Hanya seorang yang kuat dan berani sanggup menentang keinginan nafsunya untuk ke syurga ....

( حديث أنس رضي الله عنه الثابت في صحيح مسلم ) أن النبي  صلى الله عليه وسلم  قال : « حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ ».


Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Syurga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”

(HR. Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah mengulas hadis ini :

“Para ulama mengatakan,’Hadis ini mengandung kalimat-kalimat yang indah dengan cakupan makna yang luas serta kefasihan bahasa yang ada pada diri Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Sehingga baginda membuat perumpamaan yang sangat baik dan tepat. Hadis ini menjelaskan kepada kita bahawa seseorang itu tidak akan masuk syurga sehingga mengamalkan perkara-perkara yang dibenci jiwa, begitupula sebaliknya seseorang itu tidak akan masuk neraka sehingga ia mengamalkan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwat. Demikian itu disebabkan ada tabir yang menghiasi syurga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci ataupun yang disukai jiwa. Barangsiapa yang dapat membuka tabir maka ia akan sampai ke dalamnya. Tabir syurga itu dibuka dengan amalan-amalan yang dibenci jiwa dan tabir neraka itu dibuka dengan amalan-amalan yang disenangi syahwat. Di antara amalan-amalan yang dibenci jiwa seperti bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Ta’ala serta menekuninya, bersabar ketika berat menjalankannya, menahan kemarahan, memaafkan orang lain, berlaku lemah lembut, bersedekah, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat salah, bersabar untuk tidak menurut hawa nafsu dan yang lainnya. Sementara perkara yang menghiasi neraka adalah perkara-perkara yang disukai syahwat yang jelas keharamannya seperti minum arak, berzina, memandang wanita yang bukan mahramnya (tanpa hajat), mengumpat, bermain musik ( yang melalaikan ) dan yang lainnya. Adapun syahwat  yang mubah maka tidak termasuk dalam hal ini. Namun makruh hukumnya bila berlebih-lebihan karena dikhawatirkan akan menjerumuskan pada perkara-perkara haram, setidak-tidaknya hatinya menjadi kering atau melalaikan hati untuk melakukan ketaatan bahkan jadi hati menjadi condong kepada keindahan dunia.”(Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, Asy-Syamilah).

Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari berkata,

“Yang dimaksud dengan al-makarih المكاره (perkara-perkara yang dibenci jiwa) adalah perkara-perkara yang dibebankan kepada seorang hamba baik berupa perintah ataupun larangan dimana ia dituntut bersungguh-sungguh mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tersebut. Seperti bersungguh sungguh mengerjakan ibadah serta berusaha menjaganya dan menjauhi perbuatan dan perkataan yang dilarang Allah Ta’ala. Penggunaan kata al-makarih disini disebabkan karena kesulitan dan kesukaran yang ditemui seorang hamba dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Adapun yang dimaksud syahwat disini adalah perkara-perkara yang dilakukan untuk menikmati lezatnya dunia sementara syariat melarangnya. Baik disebabkan perbuatan tersebut haram dikerjakan maupun perbuatan yang membuat pelakunya meninggalkan hal yang diperintahkan. Seolah-olahnya Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengatakan seseorang tidak akan sampai ke syurga kecuali setelah melakukan amalan yang dirasa begitu sulit dan berat. Dan sebaliknya seseorang tidak akan sampai ke neraka kecuali setelah menuruti keinginan nafsunya. Syurga dan neraka dihijab oleh dua perkara tersebut, barangsiapa membukanya maka ia sampai ke dalamnya. Meskipun dalam hadis tersebut menggunakan kalimat khabar (berita) akan tetapi maksudnya adalah larangan.”(Fathul Baari 18/317, Asy-Syamilah)

No comments: