Tuesday, May 31, 2011

Kuliah Seni Perjuangan

SIRI 4

3. Security dalam kegiatan-kegiatan operasional

Mengenai dalil kerahasiaan dalam kegiatan-kegiatan operasional adalah sebagai berikut:

· Riwayat yang dibawakan Bukhari dari Ka’ab bin Malik ra. dalam kisah ketidakhadirannya dalam perang Tabuk, ia berkata:

ا“Rasulullah SAW tidaklah merencanakan satu peperangan kecuali beliau merahasiakannya. Hingga ketika beliau melakukan perang Tabuk dalam cuaca yang luar biasa panas serta menempuh perjalanan sangat panjang, melewati padang pasir dan menghadapi musuh yang banyak, maka beliau memberitahukannya kepada kaum muslimin supaya mereka bisa bersiap-siap dan arah yang akan dituju.”

Dalil yang lain adalah peristiwa Bai’atul ‘Aqabah, bai’ah ini dilakukan secara rahasia (sembunyi-sembunyi)

Dalil yang lain adalah hijrahnya Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah adalah dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Dalil yang lain adalah ketika Nu’aim bin Mas’ud ra. menyembunyikan keislamannya ketika Peperangan Khadak. [Ibnu Ishaq berkata: Nu’aim bin Mas’ud datang kepada Rasulullah SAW kemudian berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku masuk Islam sementara kaumku tidak mengetahui keislamanku, maka perintahkanlah aku sesuka hatimu.” Rasulullah SAW bersabda:

“Hanya ada satu orang seperti engkau dalam tubuh kami. Oleh karena itu, lemahkanlah semangat musuh untuk kami seperti kamu, sesungguhnya perang adalah tipudaya.”]

Maka Nu’aim pun masuk kembali di kalangan puak-puak yang bersekutu dalam tentera Ahzab, mengadu domba mereka sehingga berlaku curiga mencurigai dan perpecahan di kalangan mereka yang membawa kepada kekalahan tentera Ahzab.

Juga diperbolehkan bahkan terkadang wajib seorang muslim menyamar (carmouflage) seperti orang musyrik di dalam penampilan, seperti berpakaian dan kepentingan seumpamanya. Seperti mana yang berlaku dalam Peperangan Khandak. Al Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Huzaifah , bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‘Siapa yang mahu mencari berita apa yang dilakukan mereka?’ Rasulullah SAW mensyaratkan bahwa dia harus kembali, niscaya Allah masukkan dia ke dalam syurga. Namun tidak ada seorangpun yang berdiri. Kemudian Rasulullah SAW salat malam itu, lalu menoleh kepada kami: ‘Siapa yang mahu mencari berita apa yang dilakukan mereka, kemudian kembali?’ Rasulullah n mensyaratkan dia harus kembali, ‘Saya mohon kepada Allah agar dia menjadi temanku di dalam syurga’.

Namun tidak ada juga yang bangkit berdiri, karena takut dan beratnya rasa lapar serta dingin yang menusuk tulang. Ketika tidak juga ada yang bangkit, Rasulullah SAW memanggilku. Tidak ada alasan bagiku untuk tidak berdiri ketika beliau memanggilku. Kata baginda: ‘Hai Huzaifah, pergilah menyusup ke tengah-tengah mereka dan lihat apa yang mereka lakukan. Jangan melakukan tindakan apapun hingga engkau menemuiku.’

Aku pun mulai menyusup ke tengah-tengah mereka, sementara angin dan tentara Allah Taala berbuat apa yang dia lakukan, sehingga periuk mereka tunggang langgang. Demikian pula api dan khemah-khemah mereka. Abu Sufyan bin Harb berkata: ‘Wahai kaum Quraisy, hendaknya setiap orang dari kalian melihat siapa teman duduk di sebelahnya.’

Huzaifah pun berkata: ‘Akupun segera mencekak tangan orang di sebelahku dan berkata: ‘Siapa engkau?’ Dia berkata: ‘Saya Fulan bin Fulan.’

Kemudian Abu Sufyan berkata: ‘Wahai sekalian Quraisy, sesungguhnya kalian demi Allah tidak berada di tempat yang tetap. Perbekalan sudah hancur dan Bani Quraizhah telah mengingkari (kesepakatan dengan) kita. Sudah sampai kepada kita berita yang tidak kita sukai. Dan kita pun sudah mendapati dari angin kencang ini apa yang kamu lihat. Demi Allah, periuk tidak lagi pada tempatnya, api juga padam, dan khemah-khemah kita roboh, maka berangkat (pulang) lah kamu, karena sesungguhnya aku akan berangkat.’

Setelah itu dia beranjak ke arah tunggangannya yang terikat dan duduk di atasnya. Setelah itu dia memukulnya dan melompat tiga kali, tidaklah dia melepaskan tali penambatnya melainkan dia sudah berdiri. Kalau bukan janji Rasulullah SAW agar ‘Jangan berbuat sesuatu, sampai menemuiku’, kalau aku mahu pasti aku panah dia sampai mati.’

Sikap dan tindakan Huzaifah yang bersedia dan tangkas dapat memelihara security operasinya dalam peristiwa tersebut

Justeru penglibatan gerakan Islam dalam medan-medan ‘peperangan’ yang masih tidak berkesudahan dan dalam pelbagai rupa dan bentuknya, amat memerlukan kebijaksanaan tipu daya dalam usaha memenangi ‘peperangan-peperangan’ tersebut.

ABi

Monday, May 30, 2011

Kuliah Seni Perjuangan

SIRI 3

Ketiga, Security ( Keselamatan dan kerahsiaan) Dalam Islam

Keselematan dan kerahsiaan (security) dalam Islam berkaitan dengan dakwah secara umum atau peribadi serta yang melibatkan operasi ( perancangan dan aktiviti ).

1. Security dalam dakwah:
Pada asalnya, dakwah Islam itu harus dilakukan secara terang-terangan dan berterus terang. Ini disebabkan dakwah adalah untuk seluruh makhluk, juga berdasarkan firman Allah SWT:

یَاأَیُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ

“Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah:67).

Meski pun demikian, Nabi SAW masih melakukan dakwah secara sembunyi sebelum akhirnya diizinkan Allah SWT. Bukhari meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra tentang firman Alah SWT:

وَلا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا

“…dan jangan kamu mengeraskan suaramu dalam sholatmu dan janganlah
pula merendahkannya…”

Ia berkata: Ayat ini diturunkan sementara Rasulullah SAW masih melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi di Mekah.” Ibnu Hajar berkata: “Bersembunyi di Mekah yakni di awal-awal Islam”

2. Seseorang yang merahasiakan keimanannya (Kitmanul Iman).
Firman Allah SWT:

وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ یَكْتُمُ إِیمَانَهُ
“Dan seorang laki-laki yang beriman diantara pengikut-pengikuti Fir’aun yang menyembunyikan imannya…” (QS. Al-Mukmin:28).

Allah SWT juga berfirman mengenai Ashabul Kahfi:
فَابْعَثُوا أَحَدَكُم بِوَرِقِكُمْ هَـٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُم بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا

“Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lembah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (QS. Al-Kahfi:19)


Kerahasiaan dalam ayat ini terletak dalam firman Allah SWT:
وَلا یُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا “…dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun…”

Kemudian dalam kisah masuk Islamnya Abu Zar Al Ghifari disebutkan bahwa ia menemui Nabi SAW kemudian berkata: “Terangkan Islam kepadaku,” maka baginda pun menerangkan kepadanya. Abu Zar berkata: Maka aku pun masuk Islam, kemudian baginda bersabda kepadaku:
“Hai Abu Zar, sembunyikanlah urusan ini dan kembalilah ke negerimu, jika sampai berita kepadamu bahwa kami sudah menang, maka datanglah,”

Maka aku katakan: “Demi Zat Yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku akan menyatakannya secara terang-terangan di tengah-tengah mereka.” (HR. Bukhari )

Security mesti berlaku kepada personal ( pemimpinan dan ahli ), fizikal ( bangunan atau dokumen) dan operasi ( perancangan dan perlaksanaan aktiviti ). Di antara asas-asas tindakan security ialah :

1. Disiplin kerahsiaan

2. Keselamatan dokumen

3. Keselamatan komunikasi

4. Penelitian ( censorship )

5. Penyamaran ( carmouflage )

6. Penggunaan keadaan medan (concealment)

7. Gerakan muslihat

8. Penyebaran info palsu

Bersambung….

Sunday, May 29, 2011

Kuliah Seni Perjuangan

SIRI 2

Kedua, keharusan Ightiyal اغتيال (Membunuh Diam-Diam) Terhadap Orang Kafir Harbi (Yang Memerangi Kaum Muslimin)

Orang kafir harbi adalah yang tidak terikat dengan perjanjian damai. Masalah ightiyal ini terdapat dalam sunnah Nabi SAW, berlaku bagi orang yang gangguannya terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW sangat hebat, ini juga diisyaratkan dalam firman Allah SWT:

فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ
“…maka bunuhlah orang-orang musyrikin di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian…”(QS. At-Taubah:5).

Adapun sunnah, dalilnya adalah Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh Ka’ab bin Al-Asyraf dan Abu Rafi’ bin Abil Huqoiq, kedua-duanya orang Yahudi.

1) Adapun Ka’ab, ia selalu melakukan provokasi terhadap kaum musyrikin untuk memusuhi kaum muslimin, ia suka mengejek Nabi SAW dengan syairnya, ia juga suka menggoda isteri kaum muslimin.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan kisah pembunuhannya, Bukhari meriwayatkannya dari Jabir ra. Rasulullah SAW bersabda: “Siapakah yang mahu membunuh Ka’ab bin Al-Asyraf? Sesungguhnya ia menyakiti Allah dan RasulNya.” Maka Muhammad bin Salamah pun berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah, apakah Rasulullah suka kalau aku membunuhnya?” baginda bersabda: “Ya.” Ia berkata: “Kalau begitu izinkan aku mengucapkan beberapa kata (sesukaku).” Beliau menjawab: “Katakan saja.” Akhirnya Muhammad bin Salamah pun pergi menemui Ka’ab (dan membunuhnya).

2) Adapun Ibnu Abil Huqaiq, ia adalah orang Yahudi di Khaibar, pedagang di Hijaz, dialah yang dulu pergi ke Mekkah dan memujuk rayu kaum Quraisy untuk memerangi Nabi SAW sehingga terjadilah perang Ahzab. Dialah pencetus kepada berlakunya perang Ahzab. Bukhari meriwayatkan dari Al Barra’ bin ‘Azib ia berkata: “Rasulullah mengutus beberapa orang Ansar untuk membunuh Abu Rafi’ — nama lain Ibnu Abil Huqaiq — si Yahudi, beliau mengangkat ‘Abdullah bin ‘Atiq sebagai pimpinan. Abu Rafi’ selalu menyakiti Rasulullah SAW dan melakukan konspirasi melawan baginda. Ketika itu ia sedang berada di dalam kubunya di daerah Hijaz. Rasulullah SAW mengutus satu kelompok kepada Abu Rafi’, maka Abdullah bin ‘Atiq masuk ke kediamannya di malam hari ketika ia terlelap tidur lalu membunuhnya.”

Bersambung….

Friday, May 27, 2011

Kuliah Seni Perjuangan


SIRI 1

Ada dua prinsip dalam peperangan iaitu rahsia dan tipu daya walaupun cara memahami, masing-masing berbeza; bagi orang beriman, tipu daya dalam peperangan tidak boleh sampai berkhianat dan membatalkan janji, ini tidak berlaku bagi orang-orang kafir.
Rasulullah SAW bersabda:


الحرب خُدعة

“Peperangan adalah tipudaya.” (Muttafaq ‘Alaih).

Artinya asas dan tonggak terpenting dalam peperangan adalah tipudaya.

Imam An Nawawi berkata: “Ulama sepakat tentang bolehnya menipu orang kafir dalam peperangan bagaimanapun caranya, kecuali kalau sampai membatalkan perjanjian atau melanggar jaminan keamanan maka menipu tidak diperbolehkan.”

Penipuan dalam perang boleh berlaku dalam bentuk mengkelabui atau menyamar atau yang seumpamanya. Hadis ini member isyarat untuk menggunakan aqal dalam peperangan. Ibnul Munir berkata: “Makna perang adalah tipudaya artinya: Perang yang cantik dan dilakukan oleh pelaku yang handal adalah yang menggunakan tipudaya, bukan semata saling berhadap-hadapan, sebab pertempuran cara berdepan tinggi risikonya sedangkan tipudaya dapat dilakukan tanpa risiko bahaya. Tipudaya mempunyai banyak seni yang diketahui oleh orang-orang yang memang ahli, seperti teknik bersembunyi, carmouflage, penipuan dalam info, pengaturan waktu, dan sebagainya.

Berbohong Kepada Musuh

Berbohong kepada musuh diperbolehkan baik ketika perang atau tidak.

1. Adapun berbohong ketika perang, dalilnya adalah hadis Ummu Kultsum binti ‘Uqbah ia berkata:

لم أسمع رسول الله صلى الله عليه وسلم یرخص في شيء من الكذب مما تقول الناس إلا
في الحرب والإصلاح بين الناس وحدیث الرجل امرأته وحدیث المرأة زوجها
“Aku belum pernah mendengar Rasulullah SAW memberi keringanan untuk berbohong dalam perkataan manusia selain ketika perang, mendamaikan orang, dan suami yang membujuk isteri atau isteri membujuk suami.” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadis sahih ini, berbohong dibolehkan dalam tiga hal, salah satunya ketika perang.

2. Berbohong kepada musuh selain dalam perang. Bohong untuk selain urusan perang diperbolehkan karena beberapa alasan, diantaranya jika di dalamnya terdapat maslahat bagi agama atau dunia bagi orang beriman, atau untuk melepaskan diri dari gangguan orang-orang kafir. Dalilnya:

· Kisah Nabi Ibrahim AS

Rasulullah SAW bersabda:

“Ibrahim AS tidak berdusta kecuali tiga kali (dusta): dua kali terkait dengan Zat Allah SWT yaitu ketika ia berkata: “Sesungguhnya saya sedang sakit.” (QS. Ash-Shoffat:89, ) dan berkata: “Tapi yang menghancurkan patung-patung ini adalah patung terbesar itu.” (QS. Al-Anbiya’:63) Rasulullah SAW melanjutkan: “…Suatu ketika Ibrahim dan Sarah datang ke negeri seorang penguasa bengis, ada yang melapor kepada raja itu bahwa di sini terdapat seorang lelaki bersama isterinya yang berparas sangat cantik, maka Ibrahim dipanggil lalu ditanya: “Siapa wanita ini?” Beliau menjawab: “Saudariku.” Setelah itu, Nabi Ibrahim menemui Sarah dan mengatakan: “Hai Sarah, di negeri ini tidak ada yang beriman selain aku dan kamu, dan raja itu bertanya kepadaku tentang dirimu, maka kuberitahu ia bahwa engkau adalah saudariku, maka janganlah engkau anggap aku pendusta.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah )

Dari muslihat Nabi Ibrahim itu mengandungi maslahat agama yang dilakukan untuk menghindari gangguan orang kafir.

· Kisah Ashabul Ukhdud

Disebutkan dalam riwayat Muslim dari Syuhaib ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

“Dulu ada raja yang hidup di zaman sebelum kamu, ia memiliki tukang sihir. Ketika usia tukang sihir mulai senja, ia berkata kepada raja: “Aku sudah tua, utuslah seorang pemuda kepadaku supaya kuajarkan ilmu sihir.” Maka raja itupun mengirim seorang pemuda (ghulam) untuk menjadi murid si tukang sihir. Ketika di tengah perjalanan, pemuda itu melalui seorang rahib (pendeta), lalu ia duduk dan mendengar perkataannya, ia tertarik dengan kata-kata rahib itu. Setiap kali ia berangkat ke tukang sihir, selalu ia melalui rahib dan duduk di sana, maka sesampai di tempat tukang sihir, ia merotan pemuda itu. Pemuda itu mengadukannya kepada rahib, rahib berkata: “Jika kamu takut kepada tukang sihir, katakan: Keluargaku menahanku. Jika kamu takut keluargamu, katakan: Tukang sihir menahanku.” (Al-Hadis).

Imam An Nawawi berkata: “Hadis ini menunjukkan boleh berbohong dalam perang atau yang semisal, ketika ingin menyelamatkan nyawa atau yang lain dari kebinasaan atau menyelamatkan nyawa orang lain yang tidak boleh dibunuh.”

Bersambung.....

Monday, May 02, 2011

Bila Bertemu Musuh di Medan Tempur .....

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّـهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٤٥﴾
وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖوَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿٤٦﴾
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan sesuatu pasukan (musuh) maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatilah Allah (dengan doa) banyak-banyak, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan).Dan taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan; kalau tidak nescaya kamu menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu, dan sabarlah (menghadapi segala kesukaran dengan cekal hati); sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al Anfaal : 45-46)

Bila bertemu musuh di medan tempur :

1. Tetap pendirian dan keyakinan terhadap Allah SWT..terhadap janji-janiji Nya...syurga dan keredhaanNya bagi mereka berjuang dan bersedia syahid pada jalan Nya...

2. Banyakkan zikrullah khususnya berdoa ( sebagai senjata mukmin ), sebagai wasilah menarik pertolongan Allah 'azza wa jalla...

3. Dalam konteks organisasi ( bertanzim ), taatilah Allah dan Rasul sebagai pimpinan tertinggi dengan memelihara amal taat dan meninggalkan maksiat...

4. Kukuhkan ukhuwwah dan semangat berpasukan ..haram berbantah-bantah yang boleh mengeruhkan jiwa persaudaraan dan kekuatan jamaah...

5. Bersabar dalam berdepan kesusahan melawan musuh..bersabar juga berdepan kerenah dan perangai ahli-ahli jamaah ....

InsyaAllah dalam banyak pertempuran antum adalah golongan yang menang dalam peperangan.....

ABi


Monday, March 28, 2011

PROSES TAKWIN KEPADA PARA PEMBAIY'AH PERJUANGAN

إِنَّ اللَّـهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖوَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّـهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّـهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
(At Taubah : 111-112)
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman akan jiwa mereka dan harta benda mereka dengan (balasan) bahawa mereka akan beroleh Syurga, (disebabkan) mereka berjuang pada jalan Allah maka (di antara) mereka ada yang membunuh dan terbunuh. (Balasan Syurga yang demikian ialah) sebagai janji yang benar yang ditetapkan oleh Allah di dalam (Kitab-kitab) Taurat dan Injil serta Al-Quran; dan siapakah lagi yang lebih menyempurnakan janjinya daripada Allah? Oleh itu, bergembiralah dengan jualan yang kamu jalankan jual-belinya itu, dan (ketahuilah bahawa) jual-beli (yang seperti itu) ialah kemenangan yang besar.
Mereka itu ialah): orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji Allah, yang mengembara (untuk menuntut ilmu dan mengembangkan Islam), yang rukuk, yang sujud, yang menyuruh berbuat kebaikan dan yang melarang daripada kejahatan, serta yang menjaga batas-batas hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman (yang bersifat demikian).

Saturday, March 12, 2011

Terjun ke Medan Pertempuran Menzahirkan Watak-watak ini.....

لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّـهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿٩٥﴾ دَرَجَاتٍ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ اللَّـهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٩٦﴾
Tidaklah sama antara orang yang beriman yang duduk ( yang tidak turut berperang) tanpa
uzur ( halangan ) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta ddan jiwanya.
Allah melebihkan darjat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-
orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan) Kepada masing-masing Allah
menjanjikan pahala yang baik (syurga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad
atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.(95) (iaitu) beberapa darjat daripada Nya
serta ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang (96)
( An Nisaa' : 95-96 )

Wednesday, February 02, 2011

Maahad An Nuriah di persada ilmu.....



Maahad An Nuriah Ad Diniah yang dahulunya dikenali sebagai Madrasah An Nuriah Ad Diniah atau lebih dikenali oleh penduduk setempat sebagai Madrasah Lebai Hj Wahid telah ditubuhkan pada tanggal 12 Ogos 1940 bersamaan 8 Rejab 1358 H iaitu kira-kira 17 tahun sebelum kemerdekaan negara kita. Nama Maahad ini diambil sempena nama Nuruddin, seorang hartawan berbangsa India Muslim yang telah menginfaqkan wang sejumlah RM 20,000.00 bagi membiayai pembinaan bangunan baru untuk para pelajar. Maahad ini telah diasaskan oleh Almarhum Tuan Guru Hj Abdul Wahid b Othman dengan niat untuk membantu anak-anak yatim dan miskin untuk mendapatkan pendidikan agama yang secukupnya.

Atas inisiatif inilah beliau mendirikan sebuah sekolah pondok di atas tanah wakaf seluas 1 ekar di Kampung Paya Rumput (Paya Rumput Jaya). Pembinaan Maahad ini turut disokong oleh penduduk setempat yang turut bergotong royong mendirikan pondok berkenaan. Dengan itu, tertegaklah sebuah asrama puteri dan 8 buah pondok bagi pelajar putera.

Pada tahun 1960, Maahad An Nuriah telah dipindahkan ke Kampung Sungai Udang. Walau bagaimanapun, perpindahan ini hanya melibatkan pelajar putera sahaja. Selepas berpindah, sebuah lagi bangunan 1 tingkat dan beberapa buah pondok dibina di Kampung Sungai Udang untuk para pelajar putera.

Pada tahun 1962, suatu kebakaran telah berlaku. Kejadian malang itu telah memusnahkan 5 buah asrama kediaman pelajar puteri di Kampung Paya Rumput. Walau bagaimanapun, kejadian tersebut tidak melibatkan sebarang kemalangan jiwa.

Tanggal Oktober 1990 adalah tahun yang menyayat hati bagi warga An Nuriah khususnya dan seluruh ummat Islam amnya apabila perginya Tuan Guru Hj Abdul Wahid b Othman (80 tahun), seorang ulama’ yang juga seorang pelopor Darul Aitam dan pengasas Maahad ini.

Seterusnya pada tahun 1992, anakanda Tuan Guru Hj Abdul Wahid b Othman, Tuan Guru Hj Jaliluddin b Hj Abdul Wahid yang telah memulakan khidmatnya di sini pada tahun 1970 lagi sekembali daripada Timur Tengah membuat perubahan dan pembaharuan. Beliau bersama-sama Ahli Lembaga Pengurusan Madrasah An Nuriah Ad Diniah (LEPMAR) telah menggabungkan pengajian agama (syariah), pondok dan sukatan pelajaran kebangsaan KBSM untuk Maahad, KBSR untuk Sekolah Rendah Islam (SRI) bagi menjadikan An Nuriah sebagai sebuah institusi pengajian yang ulung sejajar dengan perkembangan semasa sehinggalah ke hari ini.

Selama ini, segala keperluan bagi perkembangan dan perjalanan Maahad dan SRI ini banyak dibantu oleh sumbangan orang ramai, sama ada dari segi kewangan, makanan bahkan bahan binaan dan juga moral.



Alhamdulillah, An Nuriah yang ada pada hari ini telah melahirkan ramai graduan baik daripada dalam mahupun luar negara. Bagi memenuhi keperluan semasa, pihak pengurusan yang ada sentiasa cuba berada sezaman dengan tuntutan keilmuan para pelajar di samping penekanan terhadap cara hidup Islam yang syumul.

Walaupun tanpa bantuan wang ringgit daripada pihak pemerintah, Maahad ini telah berusaha sedaya upaya menyediakan prasarana seoptima kepada para pelajar seperti makmal pertukangan, makmal Sains, makmal komputer, asrama, perpustakaan, skim pinjaman buku teks dan lain-lain prasarana bagi mewujudkan suasana yang kondusif di sini.

Di bawah kepimpinan Pengerusi LEPMAR sekarang Tuan Hj Hassan b Hj Mohd Dahan dan Mudir Tuan Hj Salleh b Yusof, An Nuriah akan terus mengorak langkah mendidik jiwa-jiwa para penuntutnya dan menagih ketulusan dan keikhlasan para pendidiknya menabur ilmu walaupun dengan hanya sekelumit habuan dunia.

Sebagai meneruskan usaha murni ini pihak Lembaga Pengurusan Madrasah An Nuriah Ad Diniah (LEPMAR) dengan rasa rendah diri mempersilakan para dermawan untuk bersama menghulurkan apa jua sumbangan terutama dalam berbentuk kewangan. Sumbangan boleh disalurkan samada datang ke Maahad atau melalui akaun Lembaga Pengurusan Madrasah AnNuriah AdDiniah : BIMB 04024010017039 atau BSN 0410029879117234.

Untuk keterangan lanjut boleh hubungi Maahad An-Nuriah Ad-Diniah, Km.17, Jalan Hj.Abdul Wahid, Sungai Udang 76300 Melaka, tel/fax 06-3519807(pejabat) atau 0199753370 (U_Mohd Noor)

Thursday, January 06, 2011

CINTA YANG MEMBINASAKAN....

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّـهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dihiasi indah bagi manusia kecintaan terhadap perempuan dan anak-anak dan harta benda yang banyak dari emas dan perak, kuda-kuda pilihan, binatang ternakan dan sawah ladang. Yang demikian itu adalah kesenangan hidup dunia. Dan di sisi Allah sebaik-baik tempat kembali ( Ali Imran: 14-16 )

Kecenderungan nafsu yang membawa kepada cinta ini. Cinta yang merosakkan... yang membutakan mata hati....yang meleburkan iltizam ..yang mengendurkan semangat jihad...yang melunturkan keperibadian para daie.....

Dunia perjuangan jadi sempit...berat terasa untuk keluar berjihad meninggalkan anak isteri..akhirnya perjuangan hancur di tangan para daie sendiri.

Justeru ya abnaie...istiqamahlah dengan amal ruhi mu demi mentazkiyyah nafsu dari perangkap CINTA DUNIA yang membinasakan....


ABi

Sunday, January 02, 2011

SUCIKAN HATI MU ...

Riya' ada 6 jenis.:

1. riya' dengan tubuh badan seperti menzahirkan kurus dan pucat wajah supaya disangka dia banyak bangun malam dan berpuasa pada siang harinya...

2. Riya' dengan kelakuan seperti memejam mata dan menunduk kepala supaya disangka dia sedang bertafakur tentang akhirat...

3. riya' dengan pakaian seperti memakai pakaian yang lusuh, kasar dan bertampung2 supaya disangka dia dari kalangan ahli sufi...

4. Riya' dengan perkataan seperti riya' orang yang berpidato dan memeberi nasihat dengan petikan Al Quran dan hadith dan perkataan serta sunyi hatinya dari keikhlasan dan kebenaran dan seperti menggerakkan bibir dengan zikir di hadapan orang lain....

5. Riya' dengan pekerjaan seperti memanjangkan berdiri ddan rukuk dan sujud di dalam solat di hadapan orang lain..

6. Riya' dengan ramainya anak-anak murid yang belajar dengannya dan ramai guru-guru yang dia pernah belajar...maka sekelian yang demikian itu haram dan bahkan berdosa besar besar kerana menyengutukan Allah Ta;ala pada niat dalam seseuatu amal ibadah..

PILIHLAH DAKU YA RABB....

..Alangkah gembiranya bila Allah Ta'ala menguji dengan sedikit rasa ketakutan dan kebimbangan...kelaparan dan kehausan...kurang harta dan keputusan wang...kehilangan orang-orang yang tersayang...dan hasil mahsul buah2an....kerana itu semua modul tarbiyyah rabbani untuk terpasak SABAR dalam jiwa ini....

Dan Kami pasti akan menguji kamu (org yg beriman) dengan sedikit ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,jiwa dan buah2an.Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar " maksud firman Allah Ta'ala ( Al Baqarah: 155)

Syukran Ya Allah ..kerana memilihku di kalangan mereka yang Kau uji...

Sunday, October 10, 2010

Jalan Tarbiyyah Harakiyyah...

Bila tumbuh keyakinan dalam hati..diucap dengan lidah..dan membuahkan amal...maka telah bersemailah KEIMANAN...dan bila sudah beriman akan muncullah NUR HIDAYAH menerangi kehidupan...

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ

Maksud firman Allah Azza wa Jalla

" Dan barangsiapa yang berimankan Allah maka Dia memberi petunjuk kepada hatinya"

..At Taghabun: 11


IMAN akan membuahkan perubahan besar dalam jiwa manusia...


وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَان اولئك هم الراشدون

Maksud firman Allah Azza wa Jalla,


"....tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus."...Al Hujurat:7



IMAN bukan dakwaan..IMAN bukan hiasan lidah...IMAN pasti membuahkan JIHAD sebagai dalil IMAN..

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّـهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ الله

اولئك هم الصادقون

ۚ


Maksud firman Allah Azza wa Jalla,


"Hanyasanya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. mereka itu lah orang yang benar ( dakwaan imannya )."

...Al Hujurat 15

Bila sudah ada dalil IMAN dengan JIHAD,..IMAN memperhaluskan hati dan jiwa..dengan ZIKIR hatinya bergetar..dengan AL QURAN imannya bertambah...dan kepada Allah seluruh pergantungan hati memuncak...


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ


Maksud firman Allah Azza wa Jalla:


"Hanyasanya mukmin sebenarnya adalah mereka apabila disebut nama Allah gemenatar hatinya, ...dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal ( bergantung hati )...Al Anfaal:2

Top of Form

Inilah jalan tarbiyyah harakiyyah yang mesti setiap al fardul muslim melaluinya...

Bottom of Form

ABi